Medan - Berita241 - Menteri Keuangan Srim Mulyani Indrawati buka suara terkait dengan nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar, bahkan telah menembus Rp 16.250/US$. sumber CNBC Indonesia
Berbicara di sela-sela Spring Meetings IMF-World Bank 2024, Jumat (19/4/2024), Menkeu mengatakan situasi global yang berkembang saat ini pasti akan berdampak pada perekonomian Indonesia.
Sri Mulyani menjelaskan di sisi ekspor, penerimaan akan jauh lebih baik dengan nilai tukar dolar yang menguat. Namun, di sisi impor, konversi harga dolar terhadap rupiah akan lebih tinggi dan bisa berdampak pada inflasi di Indonesia.
"Pemerintah terus mengantisipasi dan waspada terhadap perkembangan ini. Saya yakin Indonesia akan tetap resilien dalam situasi ini," katanya, dikutip dari akun Instagram-nya, @smindrawati.
"Pemerintah terus mengantisipasi dan waspada terhadap perkembangan ini. Saya yakin Indonesia akan tetap resilien dalam situasi ini," katanya, dikutip dari akun Instagram-nya, @smindrawati.
Dia menuturkan stabilitas ekonomi akan terus dijaga, baik dari sisi moneter maupun fiskal. Pihaknya pun terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia untuk untuk beradaptasi dengan tekanan yang ada.
"Dari sisi fiskal, kita memastikan APBN berperan menjadi shock absorber yang efektif dan kredibel," tuturnya.
Sri Mulyani juga menyatakan tetap optimistis Indonesia akan mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5% tahun ini, berkaca pada daya tahan ekonomi saat menghadapi pandemi lalu.
"Di tengah kondisi suku bunga dan inflasi global yang tinggi seperti saat ini, saya yakin ekonomi Indonesia akan tetap terjaga sesuai target, didukung oleh sisi ekspor yang kuat dan neraca perdagangan yang surplus," pungkasnya.
"Di tengah kondisi suku bunga dan inflasi global yang tinggi seperti saat ini, saya yakin ekonomi Indonesia akan tetap terjaga sesuai target, didukung oleh sisi ekspor yang kuat dan neraca perdagangan yang surplus," pungkasnya.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,49% di angka Rp16.250/US$ pada penutupan perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (19/4/2024). Secara mingguan rupiah juga terpantau ambles 2,08%, sehingga menjadikan pelemahan terburuk mingguan sejak 3 Juli 2020 atau ketika pandemi Covid-19.